Minggu, 20 Mei 2012

Agama Hanya Sekedar Wacana


Sedikit yang pernah kutahu dari agama ialah bahwa, di saat manusia mengalami kebingungan bagaimana seharusnya menjadi manusia, agama datang untuk memandunya. Saat manusia mengalami begitu sulitnya untuk membangun kebudayaan, agama hadir dengan material terbaiknya. Ketika para budak tersungkur perih di bawah kaki para raja dan majikan, agama datang untuk membebaskannya. Pada situasi dimana anak perempuan dipandang tak berguna sama sekali di hadapan para pria, pun agama menyentuhnya dan mengangkat mereka ke derajat yang lebih mulia.

Adalah agama, yang kemudian sanggup mengubah sempitnya ruang pikir umat manusia. Gelap memekatnya hati kita menjadi lapang dan bercahaya. Pada situasi dimana antar kelompok orang begitu mudahnya saling menumpahkan darah, agama telah banyak sanggup merukunkan dan mendamaikannya. Maka, mengapa keindahan-keindahan seperti ini tak kita ambil? Kenapa pula kita lari darinya, bahkan kerapkali kita gemar untuk meniupkan api permusuhan diantara sesama?

Jadi, memaknai agama dengan sebenarnya adalah keharusan bagi setiap umat beragama supaya agama benar-benar menjadi suatu kebutuhan manusia yang hanif tersebut. Sehingga keberadaan agama tetap langgeng dan tak tergantikan oleh paham-paham sesat lainya. Agama bukanlah ”berhala” yang harus disembah. Agama hanyalah sebuah sarana menuju keesaan Allah SWT. Saat ini, tak terhitung betapa banyaknya manusia yang lebih beriman pada agamanya daripada beriman pada Allah SWT? Sebagaimana tak terhitung juga manusia yang secara kasat mata tampak sangat saleh, tapi ternyata batinnya sangat salah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;