Minggu, 02 Oktober 2011

Perkembangan Bahasa Indonesia Saat Ini

Apa yang membuat seorang pemuda Batak merasa sama dengan pemuda Jawa? Apa yang membuat pemuda Papua tidak merasa berbeda dengan pemuda Sunda? Apa yang mampu menyatukan berbagai suku di nusantara dalam suatu komunikasi dan interaksi antar suku? Pemersatu itu adalah Bahasa Indonesia. Bahasa nasional yang diyakini mampu menjembatani berbagai suku tanpa menghilangkan identitas kesukuan mereka.

Namun apa yang terjadi saat ini? Bahasa Indonesia kian tenggelam. Tergerus oleh berbagai istilah asing yang kian merambah kehidupan sehari-hari. Masyarakat Indonesia tampaknya lebih tertarik kepada bahasa asing, sebagian besar bahasa Inggris. Gejalanya tampak di berbagai segi. Mulai dari perbincangan di situasi formal sehari-hari maupun pada komunikasi berbasis media massa.

Gejala yang langsung bisa ditengarai salah satunya melalui media televisi. Televisi merupakan media massa yang menggunakan istilah bahasa asing paling intens diantara media massa. Televisi, sebagai media yang paling sering dikonsumsi masyarakat  tentu berandil besar dalam kemunculan fenomena kegemaran menggunakan istilah-istilah bahasa asing.

Salah satu saluran televisi, Metro TV, merupakan saluran televisi yang paling banyak menggunakan istilah bahasa Inggris sebagai nama program acaranya. Today’s Dialogue, Public Corner, Showbiz News, World News, Save Our Nation, Top Nine News, dan Kick Andy merupakan contoh-contoh program acara berbahasa Indonesia yang memakai bahasa Inggris sebagai judul acaranya. Stasiun televisi lain juga tak lepas dari hal ini. Di RCTI ada acara gosip bernama Go Spot. Sedangkan Trans TV memiliki komedi situasi bernama Coffe Bean Show. Kedua-duanya mengambil nama program dari bahasa Inggris untuk acara yang berbahasa Indonesia.

Intensitas penyisipan bahasa asing di televisi sayangnya tak diiringi dengan acara pendidikan bahasa asing (dalam hal ini bahasa Inggris) di televisi. Alhasil, yang berkembang di masyarakat adalah bahasa Inggris gaul yang bercampur aduk dengan kata-kata bahasa Indonesia. Itulah yang menjelaskan kemunculan ungkapan-ungkapan seperti, Please deh, So what gituloh,OMG (Kependekan dari Oh My God namun tetap dibaca O em ji).

Sebuah stasiun televisi swasta memberitakan bahwa penggunaan bahasa gaul, khususnya dalam berkomunikasi sehari-hari di antara para remaja menjadi sebab menurunnya kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia. Hal ini berpengaruh langsung terhadap kemampuan siswa memahami materi pelajaran Bahasa Indonesia, dan akhirnya penalaran dalam menjawab soal UN juga terhambat.

Bahasa remaja atau ABG yang sedang populer sekarang ini adalah bahasa Alay yang biasanya digunakan secara tertulis berupa SMS (Short Message Service) atau status di Facebook (FB). Bahasa anak remaja yang merupakan bahasa gaul paling mutakhir ini memang bahasa paling kacau sepanjang sejarah bahasa gaul di Indonesia. Kalau dulu bahasa gaul mempunyai aturan-aturan baku tertentu yang mesti dipatuhi, seperti bahasa prokem misalnya dengan menyisipkan kata “ok” untuk setiap perubahan kata, atau bahasa dibolak-balik yang mempunyai aturan sendiri, maka bahasa alay tidak mempunyai aturan sama sekali. Semakin sulit dipahami, maka bahasa alay dinilai semakin canggih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;