Pendapatan nasional dengan perekonomian tertutup sederhana dua sektor adalah produk nasional neto dikurangi pajak tak langsung ditambah
subsidi. Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk
suatu negara.
- Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
- Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
- Keuntungan perusahaan
- Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
- Pendapatan sewa
Model analisis dengan variabel investasi dan tabungan
Pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih
banyak lagi atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan
kepada komponen-komponen barang modal. Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan variabel
investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui
pengoperasiaan mesin dan pabrik.
Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek
sebagai berikut, yaitu :
- Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumber-sumber pembiayaannya.
- Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap pengeluaran konsumsi dan pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) pemerintah.
- Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar.
- Dampak valuta asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran.
Salah satu masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu
inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran.
Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan
tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus.
Ada tiga jenis inflasi yaitu:
- Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)
- Inflasi desakan biaya (cost-push inflation)
- Inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).
Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan
salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi
suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang
terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen
dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar
antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Didasarkan pada fakta itulah A.W. Phillips mengamati
hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil
pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat
pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah.
Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan kurva Phillip.
Kurva Philips untuk Indonesia
A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan
antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi
merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya
permintaan agre-gat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik
maka harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi
permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah
tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan
output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya
harga-harga (inflasi) maka, pengangguran berkurang.
Menggunakan pendekatan A.W.Phillips dengan menghubungkan
antara pengangguran dengan tingkat inflasi untuk kasus Indonesia kurang tepat.
Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat pengangguran dan inflasi di
Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005, ternyata secara statistik maupun grafis
tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan tingkat pengangguran.
http://curbisica.blogspot.com/2011/05/analisis-pendapatan-nasional-untuk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar