Rabu, 10 Juli 2013

Manusia dan Keadilan


Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing–masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi  tersebut disebut tidak adil.

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

Macam-Macam Keadilan 
  • Keadilan Legal / Moral: Keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaganya kesatuannya.
  • Keadilan distributif: Keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal tidak sama (justice is done when equals are treated equally).
  • Keadilan Komutatif: Keadilan yang bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. 

Kejujuran 
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan sesuai dengan hati Nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Pada Hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengkuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan dan dosa.

Kecurangan 
kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik,  meskipun tidak serupa benar. Curang artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. 
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya yaitu:
  1. Aspek Ekonomi: Setiap orang berhak hidup layak dan bahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai makhluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal-hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalangkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.
  2. Aspek Kebudayaan dan Peradaban: Sangat mempengaruhi dari sikap dan mentalitas individu yang terdapat didalamnya "sistem kebudayaan" meski terkadang hal ini tidak selalu mutlak. keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas.
  3. Aspek Teknik: Hal ini sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikap adil, kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain.
Sumber: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;